Manusia Salai dan Terancam Musnahnya Masyarakat Melayu
Oleh : Setiawan, S.Si
Telah sebulan lebih
musibah asap melanda negeri melayu, namun belum juga ada tanda-tanda musbiah
ini akan segera berakhir, pasalnya kian hari bukannya semakin berkurang asap
namun justru bertambah semakin pekat. Masyarakat Riau dalam hal ini hanya bisa
merasakan akibat dari pencemaran udara yang menurut monitoring Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) sudah pada level berbahaya.
Korban pun mulai berjatuhan,
mulai dari anak-anak sampai pada lansia. Data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Riau menunjukkan bahwa korban akibat asap saat ini sudah mencapai 37
ribu jiwa, bukan tidak mungkin jika musibah ini terus berlanjut maka masyarakat
Riau seluruhnya bisa menjadi penderita penyakit infeksi saluran pernapasan.
Pertanyaannya adalah,
sampai kapan masyarakat Riau akan menunggu hingga musibah ini berakhir. Dimana keseriusan
pemerintah daerah dalam mengupayakan penanggulangan bencana asap dalam rangka melindungi
masyarakatnya, dimana pula peran Negara melindungi rakyatnya.
Pemprov Riau dalam
hal ini seharusnya ambil langkah cepat mengatasi bencana asap yang sudah berada
pada ambang berbahaya, bukan malah berwacana dan memperdebatkan siapa yang
harus bertanggung jawab, apa iya harus menunggu korban berjatuhan lebih banyak
lagi.
Terlepas dari siapa
yang berbuat terhadap pembakaran lahan di wilayah Riau, Pemprov adalah institusi
yang paling bertanggung jawab terhadap kondisi ini. Jangan hanya diwaktu
musibah terjadi baru semua seperti kebakaran jenggot, semua saling menyalahkan,
tidak ada satupun yang merasa bertanggung jawab terhadap masalah yang hampir setiap
tahunnya terjadi secara berulang-ulang.
Sekali lagi bencana
asap tidak bisa dianggap remeh, masyarakat Riau kedepan adalah masyarakat yang
terancam berbagai penyakit. bayangkan saja, apabila secara terus-menerus becana asap ini juga belum berakhir maka dampak negatif dari
kategori asap yang sudah dianggap berbahaya adalah sebagai berikut :
1. Kabut asap dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan
reaksi alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.
2. Kabut asap dapat
memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK
dll.
3. Kemampuan kerja paru
menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan
bernapas.
4. Mereka yang berusia
lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakir kronik) dengan daya tahan
tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
5. Kemampuan paru dan
saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang , sehingga menyebabkan lebih
mudah terjadi infeksi.
6. Secara umum maka
berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan di asap
kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber
polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
8. Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak
seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit
(agent) dan buruknya lingkungan (environment).
Dari sekian banyak
bahaya yang mengancam masyarakat Riau, sungguh tak pantas kiranya ada pembiaran
dari pihak manapun dengan alasan apapun. Sungguh jika bencana ini terus berlanjut
maka masyarakat Riau akan menjadi zombie-zombi manusia asap (salai) dan musnah.
Wallauhua’lam.